SEJARAH
GUNUNG PEGAT
Dahulu
kala ada seorang tokoh pewayangan yaitu bernama semar,gareng,petruk.
Mereka disuruh Ramanya untuk memikul batu yang
bertempat di gunung.Tiba-tiba belum sampai tempat yang dituju pikulan tersebut
patah dan pada akhirnya ketepatan suara jagopun terdengar menandakan hari sudah
pagi.Merekapun panik karena pikulan tersebut patah menjadi dua.mengapa mereka
panik..????
Karena sebelum mereka pergi disuruh ramanya
memikul batu,Ramanya sempet berpesan “jangan sampai hari berganti pagi malam
itu juga harus selesai” karena mereka bertiga dapat hukuman dari ramanya
tersebut,jika hukuman mereka tidak sampai selesai pada malam itu juga akan
terjadi hal yang sangat dahyat dan bisa dibilang aneh.
Akhirnya
hal itu pun kejadian ,mereka tidak bisa menyelesaikan tugasnya pada malam itu juga,sehingga hal yang dahyat
yang tidak mereka sangka-sangka terjadi didepan mata.Gunung yang mereka lewati
tiba-tiba terbelah atau pecah menjadi dua bagian yang memisahkan antara mereka
bertiga,dan pada akhirnya mereka bersumpah apabila ada seorang pengantin baru yang melewati
jalan belahan ini,kehidupan rumah tangganya mereka tidak lama lagi akan pecah
ataupun pegat (pegatan istilah jawanya
sih).Sumpah semar,gareng.petruk pun menjadi kenyataan hingga sekarang ini. Setiap orang / pengatin baru lewat situ
bakalan terjadi pegat atau putus rumah tangganya,tetapi beda dan terkecuali
penduduk tetap warga situ.
Dan
pada akhirnya gunung tersebut dinamakan GUNUNG
PEGAT, gunung yang terpisah.
Peristiwa zaman dulu yang mengangkat sejarah gunung tersebut.
Nah,postingan kali ini cukup itu yang dapat
saya ulas sejarahnya,sumber ini saya cari tau didaerah asal gunung ini berdiri
yaitu didesa Srengat,begelenan,jawa timur. JURPEL(juru
pemelihara peninggalan sejarah) yaitu bapak
MUNEP,beliau lahir pada tahun 1945 hingga sekarang mungkin kira-kira usia
beliah ^68^ tahunan. Berkat beliau lah saya bisa berbagi informasi menggali
sejarah tentang GUNUNG PEGAT ini.
“MARILAH KITA MENJADI
GENERASI PEMUDA, PENERUS MASA DEPAN YANG DAPAT MENGHARGAI JASA PARA PAHLAWAN
SERTA MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH NENEK MOYANG PADA ZAMAN PURBAKALA”.
Siapa lagi kalau bukan kita semua yang dapat
mengangkat sejarah dimasa ini,masa yang penuh dengan berbagi kemewahan
belaka,manusia sudah dibuta kan oleh kemewahan harta,jadi jadilah pemuda yang
bisa dibanggakan oleh bangsa dan negara “jangan
sampai peninggalan sejarah tergusur / punah oleh zaman modern “
TETAP JAGA DAN RAWATLAH...
mencoba
menjadi pemuda yang bertanggung jawab.
Penulis
Meilina mandasari